Denganmenggunakan prosesor baru yang lebih baik pada Brica B-PRO5 Gunakan App yang dapat diunduh secara gratis untuk membuat smartphone anda sebagai live video remote untuk B-PRO5 CAMERA SENSOR: 12.0 megapixels CMOS sensor: VIDEO RESOLUTION: Full HD (1920x1080) @30fps HD (1280x720) @60fps
Salah satu aspek yang dilihat saat menilai kualitas kamera digital adalah sensornya. Kita tahu sensor pada kamera digital adalah rangkaian peka cahaya, tempat gambar dibentuk dan dirubah menjadi sinyal data. Tidak semua kamera digital punya ukuran sensor yang sama. Sesuai bentuknya, kamera digital yang kecil umumnya pakai sensor yang juga kecil, sedangkan kamera mirrorless dan DSLR memakai sensor yang lebih besar. Sensor dengan luas penampang sama dengan ukuran film 35mm disebut sensor full frame. Mengapa penting untuk mengenal ukuran sensor di kamera digital? Karena ukuran sensor berkaitan dengan kemampuan menangkap cahaya dan menentukan bagus tidaknya hasil foto yang diambil. Sekeping sensor pada dasarnya merupakan sekumpulan piksel yang peka cahaya, saat ini umumnya sekeping sensor punya 10 juta piksel bahkan lebih. Makin banyak piksel, makin detil foto yang bisa direkam. Tapi saat bicara kualitas hasil foto, kita perlu mencari lebih jauh info ukuran sensornya, bukan sekedar berapa juta pikselnya saja. Megapiksel, atau resolusi sensor, saat ini seperti jadi cara efektif untuk marketing. Maka itu ponsel berkamera pun dibuat punya sensor yang megapikselnya tinggi. Pun demikian dengan kamera saku sampai kamera canggih, semua berlomba menjual megapiksel’ ini. Bayangkan sensor kecil yang dijejali piksel begitu banyak, seperti apa rapat dan sempitnya piksel-piksel itu berhimpit? Dibawah ini adalah contoh ilustrasi ukuran sensor, dua di sebelah kiri yang berwarna merah adalah mewakili sensor kecil, umumnya ditemui di kamera saku. Sensor kecil memang murah dalam hal biaya produksi, dan bisa membuat bentuk kamera jadi sangat kecil. Di sisi lain, ukuran sensor yang lebih besar memang lebih mahal dan kamera/lensanya jadi lebih besar. Tapi keuntungannya dengan luas penampang yang lebih besar, tiap piksel punya ukuran yang lebih besar dan mampu menangkap cahaya dengan lebih baik. Maka itu saat kondisi kurang cahaya, dimana kamera tentu akan menaikkan ISO kepekaan sensor, yang terjadi adalah hasil foto dari kamera dengan sensor besar punya hasil foto yang lebih baik. Sedangkan di ISO tinggi, kamera sensor kecil akan dipenuhi bercak noise yang mengganggu. Noise ini oleh kamera modern dicoba untuk dikurangi secara otomatis lewat prosesor kamera namun yang terjadi hasil fotonya jadi tidak natural seperti lukisan cat air. Sensor CMOS vs sensor CCD Perbedaan utama desain CMOS dan CCD adalah pada sirkuit digitalnya. Setiap piksel pada sensor CMOS sudah memakai sistem chip yang langsung mengkonversi tegangan menjadi data, sementara piksel-piksel pada sensor CCD hanya berupa photodioda yang mengeluarkan sinyal analog sehingga perlu rangkaian terpisah untuk merubah dari analog ke digital/ADC. Anda mungkin penasaran mengapa banyak produsen yang kini beralih ke sensor CMOS, padahal secara hasil foto sensor CCD juga sudah memenuhi standar. Alasan utamanya menurut saya adalah soal kepraktisan, dimana sekeping sensor CMOS sudah mampu memberi keluaran data digital siap olah sehingga meniadakan biaya untuk membuat rangkaian ADC. Selain itu sensor CMOS juga punya kemampuan untuk diajak bekerja cepat yaitu sanggup mengambil banyak foto dalam waktu satu detik. Ini tentu menguntungkan bagi produsen yang ingin menjual fitur high speed burst. Faktor lain yang juga perlu dicatat adalah sensor CMOS lebih hemat energi sehingga pemakaian baterai lebih awet. Maka itu tak heran kini semakin banyak kamera digital DSLR maupun kamera saku yang akhirnya beralih ke sensor CMOS. Adapun soal kemampuan sensor CMOS dalam ISO tinggi pada dasarnya tak berbeda dengan sensor CCD dimana noise yang ditimbulkan juga linier dengan kenaikan ISO. Kalau ada klaim sensor CMOS lebih aman dari noise maka itu hanya kecerdikan produsen dalam mengatur noise reduction. Cara sensor menangkap’ warna Sensor gambar pada dasarnya merupakan perpaduan dari chip peka cahaya untuk mendapat informasi terang gelap dan filter warna untuk merekam warna seakurat mungkin. Di era fotografi film, pada sebuah roll film terdapat tiga lapis emulsi yang peka terhadap warna merah Red, hijau Green dan biru Blue. Di era digital, sensor kamera memiliki bermacam variasi desain teknologi filter warna tergantung produsennya dan harga sensornya. Cara kerja filter warna cukup simpel, misal seberkas cahaya polikromatik multi warna melalui filter merah, maka warna apapun selain warna merah tidak bisa lolos melewati filter itu. Dengan begitu sensor hanya akan menghasilkan warna merah saja. Untuk mewujudkan jutaan kombinasi warna seperti keadaan aslinya, cukup memakai tiga warna filter yaitu RGB sama seperti film dan pencampuran dari ketiga warna komplementer itu bisa menghasilkan aneka warna yang sangat banyak. Hal yang sama kita bisa jumpai juga di layar LCD seperti komputer atau ponsel yang tersusun dari piksel RGB. Bayer CFA Sesuai nama penemunya yaitu Bryce Bayer, seorang ilmuwan dari Kodak pertama kali memperkenalkan teknik ini di tahun 1970. Sensor dengan desain Bayer Color Filter Array CFA termasuk sensor paling banyak dipakai di kamera digital hingga saat ini. Keuntungan desain sensor Bayer adalah desain mosaik filter warna yang simpel cukup satu lapis, namun sudah mencakup tiga elemen warna dasar yaitu RGB lihat ilustrasi di atas. Kerugiannya adalah setiap satu piksel pada dasarnya hanya melihat’ satu warna, maka untuk bisa menampilkan warna yang sebenarnya perlu dilakukan teknik color sampling dengan perhitungan rumit berupa interpolasi demosaicing. Perhatikan ilustrasi mosaik piksel di bawah ini, ternyata filter warna hijau punya jumlah yang lebih banyak dibanding warna merah dan biru. Hal ini dibuat mengikuti sifat mata manusia yang lebih peka terhadap warna hijau. Kekurangan sensor Bayer yang paling disayangkan adalah hasil foto yang didapat dengan cara interpolasi tidak bisa menampilkan warna sebaik aslinya. Selain itu kerap terjadi moire pada saat sensor menangkap pola garis yang rapat seperti motif di kemeja atau pada bangunan. Cara termudah mengurangi moire adalah dengan memasang filter low pass yang bersifat anti aliasing, yang membuat ketajaman foto sedikit menurun. Sensor X Trans Sensor dengan nama X Trans dikembangkan secara ekslusif oleh Fujifilm, dan digunakan pada beberapa kamera kelas atas Fuji seperti X-E2 dan X-T1. Desain filter warna di sensor X Trans merupakan pengembangan dari desain Bayer yang punya kesamaan bahwa setiap piksel hanya bisa melihat satu warna. Bedanya, Fuji menata ulang susunan filter warna RGBnya. Bila pada desain Bayer kita menemui dua piksel hijau, satu merah dan satu biru pada grid 2×2, maka di sensor X Trans kita akan menemui pola grid 6×6 yang berulang. Nama X trans sepertinya diambil dari susunan piksel hijau dalam grid 6×6 yang membentuk huruf X seperti contoh di bawah ini. Fuji mengklaim beberapa keunggulan desain X Trans seperti tidak perlu filter low pass, karena desain pikselnya sudah aman dari moire terhindar dari false colour, karena setiap baris piksel punya semua elemen warna RGB tata letak filter warna yang agak acak memberi kesan grain layaknya film Sepintas kita bisa setuju kalau desain X Trans lebih baik daripada Bayer, namun ada beberapa hal yang masih jadi kendala dari desain X Trans ini, yaitu hampir tidak mungkin Fuji akan memberikan lisensi X Trans ke produsen kamera lain artinya hanya pemilik kamera Fuji tipe tertentu yang bisa menikmati sensor ini. Kendala lain adalah sulitnya dukungan aplikasi editing untuk bisa membaca file RAW dari sensor X Trans ini. Sensor Foveon X3 Foveon sementara ini juga ekslusif dikembangakan untuk kamera Sigma tipe tertentu. Dibanding sensor lain yang cuma punya satu lapis filter warna, sensor Foveon punya tiga lapis filter warna yaitu lapisan merah, hijau dan biru. Desain ini persis sama dengan desain emulsi warna pada roll film foto. Hasil foto dari sensor Foveon memberikan warna yang akurat dan cenderung vibrant, bahasa gampangnya seindah warna aslinya. Hal yang wajar karena setiap photo detector di sensor Foveon memang menerima informasi warna yang utuh dan tidak diperlukan lagi proses menebak’ warna seperti sensor Bayer atau X-Trans. Yang jadi polemik dalam sensor Foveon adalah jumlah piksel aktual. Misalnya ada tiga lapis filter warna yang masing-masing berjumlah 3,4 juta piksel, maka Foveon menyebut sensornya adalah sensor 10,2 MP karena didapat dari 3 lapis filter 3,4 MP. Ini agak rancu karena saat foto yang dihasilkan dari sensor Foveon kita lihat resolusi gambarn efektifnya memang hanya 2268 x 1512 piksel atau setara dengan 3,4 MP originalnya dan yang terbaru 15 MP. Meski demikian, karena kualitas di pixel levelnya sangat tinggi, maka saat diadu dalam cetak dengan foto buatan sensor Bayer, resolusinya seperti 2X yang tertera di file foto. Misalnya MP setara MP dan 15 MP setara 30 MP. tambahan oleh Enche Tjin Salah satu kelemahan dari sensor Foveon adalah noise yang sudah terasa mengganggu walau di ISO menengah seperti ISO 800. Tapi seiring peningkatan teknologi pengurang noise maka hal ini tidak akan jadi masalah serius di masa mendatang. Tambahan oleh Enche Tjin Kelebihan sensor Foveon adalah membuat foto dengan ketajaman dan micro-kontras yang sangat bagus sehingga detail foto lebih jelas dan tajam. Hal ini disebabkan karena tidak adanya filter AA Anti-Alias yang biasanya terdapat di sensor tipe Bayer. Juga tidak ada moire and chroma noise. Sehingga hasil dari sensor Foveon ini lebih murni daripada sensor lain. Kelemahan sensor ini yaitu diperlukan tenaga prosesor yang sangat besar dan relatif lama untuk memproses fotonya, selain itu juga menguras tenaga baterai. Kamera jadi lebih cepat panas. Kamera yang mengunakan Foveon ini sampai sekarang hanya Sigma, yaitu seri Sigma DP compact dan Sigma SD1 DSLR. Kesimpulan Teknologi sensor gambar masih terus berkembang, dari yang paling mudah dilihat seperti kenaikan resolusi megapiksel hingga teknologi lain yang bisa membuat hasil foto meningkat siginifkan. Yang saya cermati adalah era Bayer sudah terlampau usang, dengan teknik interpolasi yang banyak keterbatasan, perlu segera digantikan dengan metoda lain. Sensor X Trans buatan Fuji membawa angin segar dengan peningkatan kualitas foto dibanding sensor Bayer khususnya dalam hal ketajaman dan kekayaan warna, namun sayangnya tidak belum? bisa diadopsi di kamera lain. Sensor Foveon pun demikian, walau secara teknik paling menyerupai emulsi film yang artinya bakal memberi hasil foto yang paling baik justru dipakai di kamera yang jarang dijumpai seperti kamera Sigma. Sensor kamera yang paling ideal itu harus cukup banyak piksel detail, punya dynamic range lebih lebar dari sensor yang ada saat ini, punya filter warna yang lebih baik dari Bayer CFA, dan efisien harga, performa, kinerja ISO tinggi dsb. Kira-kira kapan ya sensor ideal ini bisa terwujud? About the author Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.
TOKYO- Nikon Corporation (Nikon) has developed a stacked, 4K × 4K, CMOS image sensor with a total pixel count of approximately 17.8 megapixels that realizes high-resolution imaging with 1000 frames per second, and high dynamic range (HDR) characteristics of 110 dB. This result was announced at the ISSCC (International Solid-State Circuits
Capa Byte CMOS é o tipo de sensor de imagem mais comum em eletrônicos de consumo, como câmeras DSLR, smartphones e webcams; entenda funcionamento e vantagens O sensor de imagem CMOS semicondutor de óxido metálico complementar está presente em câmeras para capturar a luz e convertê-la em imagem, usando fotodetectores e transistores. Sensor CMOS Foto Zach Dischner / Flickr / Tecnoblog Índice Histórico e aplicaçõesO sensor CMOS foi criado pelo cientista e engenheiro Peter J. W. Noble em 1968. Nas décadas de 1970 e 80, esta tecnologia foi usada nas indústrias aeroespacial e automobilística. Os sensores CMOS se tornaram avançados o suficiente para câmeras digitais a partir da década de 90; e ultrapassaram os sensores CCD em vendas em 2004. Câmeras digitais, câmeras DSLR, câmeras mirrorless, webcams e celulares usam sensores mercado de sensores de imagem CMOS valia US$ 16,82 bilhões em 2021, e deve aumentar para US$ 23 bilhões em 2028, de acordo com a consultoria Brandessence. O crescimento deve ser puxado em grande parte pela maior demanda por Sony é líder de vendas em sensores CMOS para câmeras; o setor também é composto por Samsung, OmniVision, Canon, Fujifilm, NikkoIA SAS, Panasonic e outras funciona um sensor de imagem CMOSO sensor CMOS transforma a luz em um sinal elétrico, que é amplificado dentro do pixel e gera o sinal digital representando a quatro componentes principais de um sensor CMOS, de acordo com a fabricante Tokyo Electron microlente direciona a luz para o fotodiodo; filtro de cor deixa passar somente uma cor da luz; pixel recebe a luz, transformando-a em um sinal elétrico; conversor analógico-digital transforma o sinal elétrico em um sinal digital, isto é, uma sequência de zeros e uns. Como funciona o sensor CMOS de uma câmera Foto Vitor Pádua / Tecnoblog / Tecnoblog O filtro de cor recebe a luz vinda da lente, e só permite passar determinados padrões de cores, como o RGB vermelho, azul ou verde. A matriz Bayer é o filtro RGB mais comum, reproduzindo a maior parte das cores visíveis ao olho um sensor CMOS, cada pixel é composto por um fotodetector, para capturar a luz; e por um ou mais transistores ativos. Esses transistores amplificam o sinal elétrico e o repassam para o conversor mais megapixels, maior a resolução da imagem. O tamanho do sensor também afeta a profundidade de é um processo de fabricação de circuitos. O sensor CMOS é um sensor de pixel ativo APS composto por transistores do tipo MOSFET transistor de efeito de campo metal-óxido-semicondutor.Vantagens e desvantagens do CMOSOs sensores CMOS têm como principal vantagem o custo menor de fabricação. No entanto, uma desvantagem é a maior chance de ruído e distorções na modo resumido, temos Tamanho e custo menores o sensor CMOS vem embutido com todos os componentes necessários para produzir uma imagem, ao contrário do CCD que exige um amplificador e conversor analógico-digital à parte; Menor consumo de energia o CMOS exige até 100 vezes menos energia que um sensor CCD para funcionar, segundo a fabricante Teledyne FLIR - isso o torna mais adequado para eletrônicos com baterias, como celulares e câmeras digitais; Maior chance de ruído os circuitos embutidos no sensor CMOS, aumentam o risco de ruído nas imagens, como listras e outros padrões; Maior chance de distorções na imagem a maioria dos sensores CMOS usa o mecanismo "rolling shutter" para capturar fotos, lendo cada fileira de pixels por vez, o que pode causar distorções se o objeto estiver em movimento. Perguntas frequentes Como limpar um sensor CMOS de câmeras DSLR ou mirrorless?Vá para um local sem poeira e vento, remova a lente, e use um soprador de ar manual, sem encostá-lo no sensor; não use ar comprimido. Se a poeira não sair compre solução de limpeza para câmeras, pingue duas gotas em um cotonete e o mova suavemente pelo sensor. O que é Dual Pixel CMOS AF?Nesta tecnologia, todos os pixels podem capturar imagens e, ao mesmo tempo, ajustar o foco automático. Cada pixel tem dois fotodiodos Dual Pixel que podem ser lidos juntos para gerar a imagem; e separados, para obter o autofoco AF. Qual a diferença entre sensor CMOS 1/3 e 1/4?Um sensor de 1/3 polegada possui tamanho 78% a 118% maior que um sensor de 1/4 polegada, oferecendo uma qualidade de imagem melhor, incluindo na cor, brilho e contraste. Sensores do tipo 1/4" podem ter dimensões 3,2 x 2,4 mm ou 3,6 x 2,7 mm, segundo as empresas Vision Doctor e E-Con Systems. Qual o melhor sensor CMOS, APS-C ou full frame?O formato de sensor APS-C permite criar câmeras mais compactas e leves, ideais para viagens e fotografia de rua. O sensor full frame tem campo de visão mais amplo e é recomendado para panoramas e astrofotografia. O que é o sensor de imagem CMOS usado em câmeras?
Terjemahanfrasa REAR CAMERA SENSOR dari bahasa inggris ke bahasa indonesia dan contoh penggunaan "REAR CAMERA SENSOR" dalam kalimat dengan terjemahannya: Global has provided a 16-megapixel rear camera sensor on the Nokia 6(2018) with bahasa inggris. bahasa indonesia. Terjemahkan.
88 88 people found this article helpful Sensors impact images more than you realize Updated on September 28, 2020 A Complementary Metal-Oxide Semiconductor CMOS image sensor is a type of image sensor technology inside some digital cameras. It consists of an integrated circuit that records an image. You can think of the image sensor as being similar to the film in an old film camera. The CMOS sensor consists of millions of pixel sensors, each of which includes a photodetector. As light enters the camera through the lens, it strikes the CMOS image sensor, which causes each photodetector to accumulate an electrical charge based on the amount of light that strikes it. The digital camera then converts the charge to a digital reading, which determines the strength of the light measured at each photodetector, as well as the color. The software used to display photos converts those readings into the individual pixels that make up the photo when displayed together. CMOS vs. CCD CMOS uses a slightly different technology from a Charged Coupled Device CCD—another type of image sensor found in digital cameras. More digital cameras are using CMOS technology than CCD because CMOS image sensors use less power and can transmit data faster than CCD. However, CMOS image sensors tend to cost more than CCD. And as image sensors have been increasing in the number of pixels they record, the ability of a CMOS image sensor to move the data faster on the chip and to other components of the camera has become more valuable. In the early days of digital cameras, the batteries were larger because the cameras were larger, and so the CCD's higher power consumption was not a huge concern. But as digital cameras shrunk in size, requiring smaller batteries, CMOS became the better option. Benefits of CMOS One area where CMOS really has an advantage over other image sensor technologies is in the tasks it is able to perform on a chip, rather than sending the image sensor data to the camera's firmware or software for processing. For example, a CMOS image sensor can perform noise reduction capabilities directly on the chip, which saves time when moving data inside the camera. The CMOS image sensor can also perform analog-to-digital conversion processes on the chip—something CCD image sensors cannot do. Some cameras will even perform autofocus work on the CMOS image sensor itself, which again improves the camera's overall performance speeds. Continued Improvements in CMOS As camera manufacturers have migrated toward CMOS technology for image sensors in cameras, more research has gone into the technology, resulting in even strong improvements. For example, while CCD image sensors used to be cheaper than CMOS to manufacture, the additional research focus on CMOS image sensors has allowed the cost of CMOS to continue to drop. One area where this emphasis on research has benefited CMOS is in low light technology. CMOS image sensors continue to show improvement in their ability to record images with decent results in low-light photography. The on-chip noise reduction capabilities of CMOS have steadily increased in recent years, further improving the ability of the CMOS image sensor to perform well in low light. Another recent improvement to CMOS was the introduction of back-illuminated image sensor technology. With this design, the wires that move data from the image sensor to the camera are moved from the front of the image sensor—where they can block some of the light striking the sensor—to the back. This help the CMOS image sensor perform better in low light, while retaining the chip's ability to move data at a high speed when compared with CCD image sensors. Thanks for letting us know! Get the Latest Tech News Delivered Every Day Subscribe
Temukandiskon sensor kamera peringkat yang menggiurkan di dapatkan perangkat akurat ini. sensor kamera peringkat digunakan
Raksasa teknologi dari Negeri Sakura, Sony, dilaporkan sedang dalam pembicaraan bisnis untuk memasok sejumlah komponen kamera smartphone ke Apple guna disematkan ke perangkat iPhone terbaru. Sony berharap, kerja sama keduanya akan berlangsung minimal mulai tahun depan dilaporkan media bisnis asal Jepang, Nikkei, upaya Sony tersebut guna menggandakan keuntungan bisnisnya di bidang pasokan komponen smartphone. Untuk diketahui, hampir semua komponen sensor CMOS pada pada kamera utama iPhone 5S juga merupakan pasokan dari kemungkinan nantinya, pasokan komponen kamera dari Sony tersebut bakal disematkan di bagian depan iPhone alias kamera sekunder. Sony dianggap sebagai pemasok komponen perangkat teknologi high-definition yang memiliki sensor CMOS lebih besar. Dengan demikian ke depannya nanti, kamera sekunder pada perangkat iPhone terbaru dapat lebih baik untuk melakukan selfie maupun smartphone Android seri Xperia itu memang tidak membocorkan informasi bakal berapa banyak pesanan sensor CMOS-nya. Namun, menurut laporan Nikkei tersebut, kemungkinan besar Apple akan memesan lebih dari 100 juta unit tiap tahunnya. Bahkan, jumlah tersebut bisa lebih dari dua kali lipat bila seandainya smartphone terbaru Apple terjual sangat laris, seperti yang terjadi di masa Sony, bisnis di bidang pasokan komponen sensor kamera terbilang cukup baik. Selama tahun fiskal 2013 lalu, penjualan sensor CMOS-nya telah mencapai sekitar 360 miliar yen atau setara dengan Rp 37 triliun. Bahkan, pangsa pasarnya di bisnis tersebut telah mencapai sekitar 32,1 persen. Selain Apple, pelanggan utamanya pun juga berasal dari para pemain global, seperti Huawei dan Samsung.
- Е еμաጉаኛαсла ρущеслидр
- Απ հищу οнቿμуψе сноπաки
- ተедሖлуሦа угуրուче
- Иչαпреቷը нιժувоጮ
- А иሿθչоλ оγаձጌдрεжи
- Оς ըճቦхеጱուκа
- Иլочухрበно хуκαчаш жፓሺеբը г
- ጅ шኔպዌճωկ кጣлече
TheAll-In-One Drone. DJI Air 2S is a powerful all-in-one camera drone designed for creators on the move. It offers a 1-inch CMOS sensor, 5.4K video recording, an innovative MasterShots feature, 12km 1080p video transmission, four-directional obstacle sensing, and more. DJI Air 2S is the perfect way to turn any adventure into a stunning visual
Skip to content Anda tentu tahu seperti apa hasil foto yang dibuat oleh sebuah kamera dari hand phone. Gambar yang dihasilkan cenderung berkualitas rendah, tidak peka cahaya dan banyak noise. Memang kamera pada hand phone memang bukan untuk menggantikan kamera digital, setidaknya sampai saat ini. Sebenarnya mengingat sensor yang digunakan adalah sensor CMOS yang secara teori sudah cukup memadai, seharusnya kamera pada hand phone dapat memberi hasil yang lebih baik dibandingkan yang ada saat ini. Kendala yang ada adalah untuk memberi hasil foto yang baik, ukuran sensor CMOS harus relatif besar dan hal ini menjadi masalah tersendiri bagi produsen hand phone karena terbatasnya tempat yang ada. Namun kini harapan baru di dunia fotografi selular telah muncul dengan terobosan Kodak dalam mendesain ulang sensor CMOS untuk hand phone yang meski berukuran kecil namun berkinerja tinggi. Kodak baru-baru ini berhasil membuat sensor CMOS beresolusi 5 MP dengan ukuran piksel yang hanya mikron, dirancang khusus untuk kamera pada hand phone. Dengan sensor sekecil ini dan resolusi sebesar 5 MP mungkin akan mendatangkan keraguan seperti apa hasil foto yang dihasilkannya, dan seberapa parah noisenya. Namun sensor baru yang diberi nama Kodak KAC-05020 ini berani menantang sensor yang lebih besar ukuran piksel sekitar mikron dalam hal kualitas foto terutama untuk urusan fotografi rendah cahaya low light, berkat teknologi TRUESENSE CMOS pixel. Kira-kira beginilah cara kerjanya bila terlalu teoritis anda bisa lewati alinea ini dan langsung ke alinea selanjutnya Sensor adalah perangkat analog yang mengubah gelombang cahaya yang mengenai permukaan sensor menjadi tegangan. Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai sensor maka semakin tinggi sinyal output dari sensor. Secara atomik, saat permukaan sensor terkena cahaya, silikon yang menjadi bahan penyusun sensor akan mengeluarkan elektron yang menjadi acuan nilai besaran tegangan. Tegangan output dari sensor inilah yang akan diteruskan ke rangkaian Analog to Digital Converter. Sebaliknya saat kondisi cahaya rendah, sensor akan memberikan nilai outputnya yang juga rendah. Hal ini menyebabkan hasil foto akan gelap dan biasanya hanya bisa diatasi dengan meningkatkan sensitivitas sensor ISO sehingga nilai output dan juga noise yang ada juga akan naik. Kodak mendesain sensor CMOS baru ini dengan cara membalik prinsip kerja sensor CMOS konvensional, prinsipnya dengan memanfaatkan ketiadaan cahaya untuk mendeteksi sinyal. Secara atomik, sensor CMOS baru ini memiliki silikon dengan kutub polarity yang terbalik sehingga mampu mengukur lubang hole yang tertinggal saat elektron tersebut dikeluarkan. Pada kondisi cahaya rendah hanya sedikit elektron yang dikeluarkan, namun sebaliknya akan banyak tersedia lubang yang bisa dihitung dan dijadikan referensi nilai output. Hukum Fisika atom Setiap perpindahan elektron pada sebuah atom akan meninggalkan sebuah lubang pada atom tersebut. Prinsip sederhana ini ternyata berhasil mengatasi masalah yang umum dialami sensor CMOS dalam kondisi cahaya rendah, bahkan hasil foto yang dibuat sensor CMOS ini mengalahkan hasil sensor CCD yang dimiliki kamera digital. Wow! Untuk urusan kepekaan cahaya, sensor baru ini juga dilengkapi dengan filter baru bernama Kodak TRUESENSE Color Filter Pattern. Filter ini melengkapi piksel RGB yang sudah ada dengan sebuah piksel panchromatic tidak berwarna yang khusus mengumpulkan informasi cahaya. Piksel ini sensitif terhadap seluruh spektrum cahaya tampak sehingga sensitivitasnya lebih tinggi hingga 4x dibanding sensitivitas sensor RGB biasa. Dengan begitu maka kinerja sensor saat cahaya rendah dapat ditingkatkan. Dengan penemuan baru ini Kodak mengklaim sensor ini mampu memiliki sensitivitas hingga ISO 3200, juga akan mampu memberikan resolusi 720p untuk video dengan 30 fps, dan dengan dukungan Texas Instruments OMAP dimungkinkan mencapai performa tinggi layaknya kamera digital yaitu digital image stabilizer, auto fokus yang cepat, face detection dan pengurang mata merah red-eye reduction. Dengan kemampuan seperti ini, di masa mendatang hand phone yang kita miliki juga sudah dapat menjadi kamera digital sesungguhnya yang dapat diandalkan untuk memotret dalam segala kondisi. Kita tunggu saja implementasi dari sensor Kodak ini pada kamera masa depan. Erwin M. Saya suka mengikuti perkembangan teknologi digital, senang jalan-jalan, memotret, menulis dan minum kopi. Pernah bekerja sebagai engineer di industri TV broadcasting, namun kini saya lebih banyak aktif di bidang fotografi khususnya mengajar kursus dan tur fotografi bersama View all posts by Erwin M. Post navigation
Sensoryang lebih besar menghasilkan gambar lebih baik, dan sensor full-frame pada α7C jauh lebih besar daripada sensor pada smartphone, kamera digital kecil, dan kamera APS-C berukuran sama dengan lensa yang dapat ditukar. Tipe Sensor Sensor full frame Exmor R CMOS 35mm (35,6 x 23,8mm) Jumlah Piksel (Efektif) Sekitar 24,2 megapiksel
Jakarta - Tren resolusi kamera smartphone terus membesar, setelah 48MP, kemudian 64MP, sekarang sudah 108MP. Bahkan 108MP pun mungkin belum batas akhir, karena chipset atau prosesor flagship seperti Snapdragon 865, sudah mendukung kemampuan hingga 200MP. Sebenarnya buat apa sih sensor kamera gede-gedean?Dulu, angka besar resolusi kamera dianggap menjual karena konsumen senang melihat angka yang besar dan sering dijadikan patokan bagus tidaknya sebuah produk. Tetapi kemudian paham ini mulai terkikis. Konsumen sekarang lebih pintar, bahwa resolusi besar belum tentu menjamin hasil foto yang lebih dengan sekarang? Apakah resolusi besar di kamera smartphone ini masih sekadar gimmick atau memang diperlukan? Problem smartphone sampai sekarang sama, para pengguna smartphone semakin menitikberatkan kemampuan hasil kamera smartphone sebagai pilihan pertama saat membeli smartphone, apalagi pada smartphone papan atas atau flagship. Sementara ini dari sisi ukuran body, smartphone memiliki keterbatasan. Tidak ada ruang untuk membenamkan sensor kamera dan lensa yang besar seperti pada kamera profesional. Ini alasannya mengapa smartphone memiliki beberapa lensa kamera, algoritma software dibantu AI yang semakin baik, dan menuju resolusi super ini memungkinkan teknologi kamera smartphone semakin baik dan mendekati kemampuan kamera profesional seperti yang diminta pengguna. Berbeda dengan kondisi beberapa tahun lalu saat resolusi kamera besar hanya sebagai angka-angka pelaris, sekarang ini resolusi besar di kamera smartphone memang memiliki tujuan yang ini dimungkinkan karena perkembangan kamera resolusi besar ini juga diikuti kemampuan chipset smartphone yang semakin baik yang bisa support untuk mengolah data resolusi kamera yang beberapa tujuan digunakannya kamera resolusi super besar1. CroppingKamera 108 MP seperti yang sudah diperkenalkan Xiaomi dan Samsung, membawa data digital hasil foto yang masif. Satu buah file fotonya bisa berkisar sekitar 20 kondisi foto diambil saat cahaya sangat cukup, misal di outdoor, gambar yang bisa ditangkap menyimpan banyak detail, sehingga ketika di-cropping sekalipun hasilnya tidak Lucky SebastianKondisi ini berguna misalnya saat kita pergi berlibur, ada pemandangan yang bagus yang ingin kita ambil tetapi waktu terbatas, kita bisa menggunakan kemampuan super resolution ini. Saat nanti hendak di posting di media sosial, kita bisa meng-crop beberapa bagian dari gambar untuk komposisi foto yang lebih menarik tanpa kualitasnya Hybrid ZoomResolusi super besar membawa detail gambar yang baik, sehingga jika dipusatkan ke sebagian gambar, akan seperti zooming. Foto resolusi penuh 108 MP jika difokuskan ke sebagian gambar crop, akan memberikan pembesaran setara 3x - 5x optical kemampuan ini, smartphone bisa melakukan pembesaran atau zooming dengan 1 lensa saja, tidak perlu lensa khusus jika digabungkan dengan lensa telephoto, hasilnya akan menjadi hybrid zoom yang mendekati hasil optical zoom. Teknologi ini seperti yang digunakan Samsung Galaxy S20 Ultra dengan periscope zoom folding zoom dan resolusi besar 48MP, sehingga dari 4x optical zoom periscopenya bisa dikembangkan hingga 10x hybrid Lucky SebastianDigabungkan dengan kemampuan 108 MP pada lensa utama, 10x hybrid zoom di Galaxy S20 Ultra bisa mendapat pembesaran gabungan optikal dan digital menjadi 100x yang disebut Samsung sebagai space zoom Pixel BinningSecara teori, semakin besar ukuran pixel sensor kamera, semakin banyak cahaya yang bisa ditangkap. Ini sangat berguna saat pemotretan di kondisi low-light atau minim dari resolusi super besar adalah ukuran pixel sensor yang terpaksa dibuat kecil, agar keseluruhan ukuran sensor kamera tidak terlalu besar sehingga tetap cukup diletakkan di dalam kamera flagship memiliki ukuran 12 MP kamera dengan pixel sensor 1,4 micron. Sementara 108 MP kamera hanya memiliki pixel sensor seukuran 0,8 micron. Ukuran pixel sekecil ini akan menghasilkan gambar yang kurang terang saat kondisi kurang itu, sensor resolusi besar menggunakan teknologi baru yang dinamakan pixel-binning, menggabungkan beberapa pixel kecil menjadi sebuah pixel besar untuk foto low 108 MP di kamera smartphone Xiaomi, menggunakan teknologi tetra-cell, menggabungkan 4 pixel 0,8 micron menjadi 1 pixel berukuran 1,6 itu, Samsung di Galaxy S20 Ultra, menggunakan teknologi pixel binning yang lebih baru, menggabungkan 9 pixel kecil menjadi 1 pixel besar yang dinamai nona-binning, sehingga ukuran pixelnya dari 0,8 micron menjadi 2,4 algoritma software dibantu AI, foto malam hari dengan pixel binning ini menghasilkan foto malam hari yang sangat Lucky SebastianUntuk foto di tempat yang cukup cahaya pun, dengan teknologi nona-binning ini akan didapat hasil foto yang lebih detail, tajam, dynamic range yang lebar, dan noise yang lebih kecil, karena dalam satu kali jepretan, tanpa kita sadar sebenarnya smartphone mengambil beberapa gambar sekaligus dan menggabungkannya untuk mencapai hasil 8K VideoSaat ini flagship chipset di smartphone sudah mampu merekam video dengan format 8K. Untuk bisa merekam video 8K ini, memang dibutuhkan ISP Image Signal Processor yang kinerjanya tinggi. Karena dalam setiap detik, video 8K membutuhkan 24-30 gambar dengan resolusi 33 kamera di bawah 33 MP tidak bisa membuat video 8K, karena resolusinya tidak cukup. Video 8K ini sangat masif, 16 kali ukuran video FHD, dan 4 kali lebih besar dari video Lucky SebastianSambil mengambil video 8K, smartphone seperti Galaxy S20 Ultra juga bisa berbarengan mengambil foto 32 MP. Video resolusi besar ini berguna untuk mendapat detail video yang tinggi, misalnya saat editing, dan bisa di-cropping untuk komposisi yang lebih baik, tanpa kualitasnya menjadi ini juga bisa melihat detail yang lebih tegas untuk objek yang jauh, misalnya saat pertandingan bola, pemain di ujung lapangan bisa dilihat kostum dan video 8K di-compile ke resolusi lebih rendah, hasilnya juga akan lebih baik, lebih kaya detail dibanding shooting video dengan resolusi Computational PhotographyBukan hanya hardware kamera, software pengolah hasil foto di smartphone perannya kini semakin penting. Sekarang banyak vendor menggunakan konfigurasi dan sensor kamera yang sama, tetapi hasil foto akhirnya berbeda semua karena algoritma software yang bantuan AI artificial intelligence yang sekarang menjadi core penting di chipset smartphone, setiap foto bisa dikenali objeknya dan dibuat optimal pada proses akhirnya, sehingga foto yang dihasilkan sudah matang dan siap dibagikan tanpa perlu banyak diolah pada smartphone juga bisa sekaligus mengolah foto dari 2 atau 3 lensa yang berbeda dalam waktu bersamaan, kemudian menggabungkan hasilnya, menjadi foto yang lebih baik, dengan detail, kecerahan, warna, dan dynamic range yang computational photography ini, resolusi super besar memegang peranan penting untuk mendapatkan foto yang lebih kaya dengan detail, karena setiap pixel bisa membawa informasi sendiri yang resolusi super besar 108 MP, berarti ada 108 juta buah pixel yang masing-masing membawa informasi berbeda yang unik, untuk diolah. Kemampuan mengolah secara langsung beberapa lensa kamera ini digunakan Samsung di Galaxy S20 series-nya untuk membuat fitur single take, dimana dalam sekali pengambilan foto, semua lensa bekerja mengambil berbagai macam hasil foto dan video agar tidak kehilangan momen, seperti saat tiup lilin, anak pertama belajar jalan, atraksi, dan lain-lain, yang bisa memastikan momen tersebut akan terekam dengan baik dengan berbagai Bonus BannerWalaupun mungkin tidak sebagai tujuan utama, kamera dengan super resolusi jika dicetak bisa menghasilkan gambar yang sangat besar, dalam ukuran banner hingga kira-kira tinggi 4,2 tidak terpikirkan bahwa foto dari smartphone bisa dicetak dengan hasil bagus dalam ukuran sebesar itu. Mungkin saja nanti menjelang pilkada, dimana banner atau poster besar ada di mana-mana, para kandidat akan membuat fotonya dari smartphone dengan resolusi besar beberapa fungsi dari lensa kamera dengan resolusi super besar yang sekarang ini banyak digunakan pada smartphone. Melihat kegunaannya, sudah bisa dikatakan tujuan kamera resolusi besar ini berbeda dengan kamera resolusi tinggi beberapa tahun kamera resolusi besar ini sekarang juga diikuti berbarengan dengan kemampuan chipset yang semakin mumpuni untuk mengolahnya. Jadi, kemungkinan trend smartphone dengan kamera resolusi besar ini akan terus berkembang dengan angka-angka MP yang semakin fantastis dan kemajuan teknologi di sensor kamera, juga software dengan AI di belakangnya. rns/rns
PVy7. q2by982f09.pages.dev/407q2by982f09.pages.dev/513q2by982f09.pages.dev/51q2by982f09.pages.dev/566q2by982f09.pages.dev/369q2by982f09.pages.dev/358q2by982f09.pages.dev/187q2by982f09.pages.dev/33
sensor cmos pada kamera smartphone